Senin, 01 Juli 2024

Dzikir Pagi Ringkas & Bermakna Luas

*Tentang Dzikir Pagi yang Ringkas Bermakna Sangat Luas*

Saat merenungi bacaan zikir yang diajarkan Rasulullah ﷺ kepada Ummul Mukminin Juwairiyah, saya menarik kesimpulan bahwa *Allah sangat menghargai niat seorang hamba.*

Niat yang kuat saja walaupun  tidak melakukan secara riil, itu *sudah dihargai Allah dan diberi ganjaran sesuai dengan niatnya.*

*** 

Syahdan, suatu hari Juwairiyah berzikir pagi setelah subuh.

Rasulullah ﷺ keluar dari rumah Juwairiyah dan kembali lagi ketika waktu zuhur hampir tiba.

Ternyata Juwairiyah masih dalam keadaan duduk berzikir.

*Rasulullah ﷺ bertanya apakah Juwairiyah terus berzikir semenjak pagi setelah subuh hingga menjelang zuhur itu?* Ketika dijawab *iya,* *maka Rasulullah ﷺ mengajarkan satu kalimat yang pahalanya setara dengan  semua zikir yang dibaca Juwairiyah.*

Muslim meriwayatkan,

عَنْ ‌جُوَيْرِيَةَ « أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ مِنْ عِنْدِهَا بُكْرَةً حِينَ صَلَّى الصُّبْحَ، وَهِيَ فِي مَسْجِدِهَا، ثُمَّ رَجَعَ بَعْدَ أَنْ أَضْحَى وَهِيَ جَالِسَةٌ فَقَالَ: مَا زِلْتِ عَلَى الْحَالِ الَّتِي فَارَقْتُكِ عَلَيْهَا؟ قَالَتْ: نَعَمْ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَقَدْ قُلْتُ بَعْدَكِ أَرْبَعَ كَلِمَاتٍ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، لَوْ وُزِنَتْ بِمَا قُلْتِ مُنْذُ الْيَوْمِ لَوَزَنَتْهُنَّ: *سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، ‌عَدَدَ ‌خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ، وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ* .». «صحيح مسلم» (8/ 83 ط التركية)

Artinya,

“Dari Juwairiyah bahwasanya Nabi ﷺ  keluar dari rumah Juwairiyah pada pagi hari usai shalat Subuh dan dia tetap di tempat salatnya. Tak lama kemudian Rasulullah ﷺ  kembali setelah terbit fajar (pada waktu dhuha), sedangkan Juwairiyah masih duduk di tempat shalatnya. Setelah itu, Rasulullah ﷺ  menyapanya: "Ya Juwairiyah, kamu masih belum beranjak dari tempat salatmu?" Juwairiyah menjawab: 'Ya. Saya masih di sini, di tempat semula ya Rasulullah.' Kemudian Rasulullah ﷺ  berkata: *'Setelah keluar tadi, aku telah mengucapkan empat rangkaian kata-kata -sebanyak tiga kali- yang kalimat tersebut jika dibandingkan dengan apa yang kamu baca seharian tentu akan sebanding,* yaitu

*"SUBHAANALLOOHI WABIHAMDIHI, 'ADA KHOLQIHI WARIDHOO NAFSIHI WAZINATA 'ARSYIHI WAMIDAADA KALIMAATIHI."* 

*(Maha Suci Allah dengan segala puji bagi-Nya sebanyak hitungan makhluk-Nya, sebesar keridlaan-Nya, seberat  arasy-Nya dan sebanyak tinta kalimat-Nya.)*(H.R. Muslim )

*** 

Lafaz yang berbunyi,

*سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، ‌عَدَدَ ‌خَلْقِهِ*

Menunjukkan Rasulullah ﷺ berzikir subhanallāh wabihamdihi *dengan niat dibaca sebanyak jumlah makhluk Allah!*

Berapa jumlah makhluk Allah di alam semesta ini?

*Kepala kita "tidak akan sanggup" menampung angkanya!*

Sebab makhluk Allah mencakup manusia, hewan, serangga, ikan, bakteri, virus, tanaman, jin, setan, malaikat dan semua jamādāt yang jumlahnya hanya Allah yang tahu!

Mungkinkah kita bisa bertasbih sebanyak itu?

Jawabannya: jelas tidak mungkin!

Tapi secara implisit seakan-akan Rasulullah ﷺ sekaligus mengajarkan kepada kita *bahwa hak Allah itu luar biasa besar sehingga semestinya kita bertasbih mensucikan Allah itu kira-kira sebanyak makhluknya yang mungkin akan menghabiskan waktu berjuta, milyar tahun untuk menyelesaikannya!*

Seperti ini gambaran mensucikan Allah sebanyak makhluknya di alam semesta ini.

Jelas tidak mungkin di amalkan, tetapi hanya mungkin diniatkan.

Walaupun hanya niat, tapi ternyata Allah sudah menghargainya sehingga wajar jika dikatakan pahalanya setara dengan orang yang berzikir sepanjang hari.

*** 

Niat yang semakna dengan inilah yang kita hadirkan saat melafalkan *“wa riḍā nafsihi, wa zinata arsyihi, wa midāda kalimātihi”*

Jangan pernah meremehkan niat!

Ustadz Mu'afa

Baarakallahu fiikum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar