Rabu, 02 Oktober 2024

Futur

 Bismilahirohmanirohim


๐Ÿ”ฐWasilah 1876


*Bahaya Futur yang Diperlihatkan pada Masa Rasulullah SAW*


๐Ÿ“ŒMasa-masa futur adalah situasi yang patut diwaspadai.


๐Ÿ“ŒManusia adalah makhluk yang lemah meski beragam keistimewaan melekat pada dirinya. 


๐Ÿ“ŒSalah satu bentuk kelemahan itu adalah sulitnya mengendalikan hati. 


๐Ÿ“ŒSetiap orang merasakan, hati mudah berubah dan berbolak-balik.


๐Ÿ“Œ Futur adalah bagian dari perubahan itu. 


๐Ÿ“ŒDr Nashir al- Umar menjelaskan, "futur adalah rasa malas, menunda, lambat setelah bersemangat, tidak bergairah dalam kebaikan." (Al futur, maddzohir asbab ilaj, Hal. 22).


๐Ÿ“ŒSaat futur mendera, semangat berbuat kebaikan melemah bahkan anjlok. Kondisi seperti ini tidak terelakkan.


๐Ÿ“Œ Nabi telah menyebutkan dalam hadis yang artinya, "setiap amalan ada masa bersemangat dalam melakukannya dan setiap masa bersemangat ada waktunya melemah." (Riwayat Ahmad disahihkan Albani).


๐Ÿ“ŒMasa-masa futur adalah situasi yang patut diwaspadai. Pasalnya, keadaan futur bukan saja semangat berbuat baik yang menurun,


๐Ÿ“Œ dorongan melakukan keburukan juga menjadi menguat. Pertahanan menghadapi bisikan syaitan dan ajakan hawa nafsu menjadi sangat rapuh.


๐Ÿ“ŒAlhasil, seorang yang sedang futur mudah takluk oleh godaan dan rayuan. 


๐Ÿ“ŒTak mengherankan jika terkadang kita menjumpai orang yang sudah bertobat, bahkan begitu gigih dalam kebaikan, tapi beberapa waktu kemudian terperosok kembali dalam keburukan.


๐Ÿ“ŒDalam sejarah Rasulullah, bahaya futur itu telah Allah perlihatkan. Tatkala kaum Muslimin hijrah ke Habasyah, ada di antara peserta hijrah yang futur hingga akhirnya murtad dari Islam. 


๐Ÿ“ŒDalam salah satu perang juga terdapat seseorang yang begitu gigih dan penuh semangat.


๐Ÿ“Œ Namun, nabi menghukuminya sebagai penghuni neraka.


๐Ÿ“Œ Ternyata orang tersebut bunuh diri. Saat terluka parah, semangatnya melemah sehingga godaan setan menggiringnya untuk menusukkan tombak ke perutnya.


๐Ÿ“ŒSecara konkret Umar berpesan tentang taktik meraih kestabilan dalam kebaikan.


๐Ÿ“Œ Ia berkata, "sesungguhnya hati itu memiliki masa bersemangat kepada kebaikan dan masa membelakangi kebaikan itu.


๐Ÿ“Œ Jika ia bersemangat, maksimalkan dalam amalan-amalan sunah, dan jika sedang membelakangi maka tetapkan dia untuk tidak meninggalkan yang wajib." (Robiul Abrar, Hal. 158).


๐Ÿ“ŒSingkatnya, dalam setiap keadaan selalu berusaha dalam koridor sunah meski terkadang ada perubahan intensitas dalam kebaikan.


๐Ÿ“Œ Nabi bersabda yang artinya, "siapa yang semangatnya dalam koridor sunahku, ia sungguh beruntung. Namun, 


๐Ÿ“Œsiapa yang sampai futur (malas) hingga keluar dari sunahku, dialah yang binasa." (Riwayat Ahmad dishohihkan Albani).


๐Ÿ“ŒMenetapi sunah Rasululullah adalah jalan keselamatan. Saat semangat berbuat baik meningkat, tetap berada dalam batasan yang ditetapkan oleh Rasulullah.


๐Ÿ“Œ Demikian pula sebaliknya, ketika sedang lemah, tetap bertahan dalam sunah nabi dengan tidak meninggalkan yang wajib atau melakukan yang diharamkan.


๐Ÿ“ŒAllah menilai amalan kita bukan pada kuantitasnya, tapi pada kesesuaiannya dengan tuntutan Rasulullah.


๐Ÿ“Œ Semangat beramal harus dikendalikan jika menggiring kita keluar dari sunah nabi.


๐Ÿ“Œ Yang sedikit, tapi kontinu dan sesuai sunah lebih dicintai dan lebih membantu dalam meraih keistiqamahan dalam segala situasi.


๐Ÿ“ŒNabi bersabda yang artinya, "wahai sekalian manusia, lakukanlah amalan sesuai dengan 

kemampuan

 kalian 


๐Ÿ“Œkarena Allah tidaklah bosan sampai kalian merasa bosan. (Ketahuilah bahwa) amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan (dalam koridor sunah) yang kontinu walaupun sedikit" ( HR Muslim). 


Wallahu Alam bhisawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar