Sabtu, 29 Maret 2025

Dzikir kepada Allah SWT

 - *Subhanallah* : Maha Suci Allah. Ungkapan ini digunakan untuk menyatakan kesucian dan keagungan Allah SWT, serta menyucikan-Nya dari segala kekurangan.

- *Alhamdulillah:* Segala puji bagi Allah. Ungkapan ini adalah bentuk rasa syukur atas segala nikmat dan karunia yang diberikan Allah SWT.

- *Wa la ilaha illallah* : Tiada Tuhan selain Allah. Ungkapan ini adalah kalimat tauhid, yaitu pengakuan bahwa hanya Allah SWT yang berhak disembah.

- *Allahu Akbar:* Allah Maha Besar. Ungkapan ini menyatakan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT yang tiada tara.

- *La hawla wala quwwata illa billah:* Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah. Ungkapan ini adalah bentuk pengakuan bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah SWT.

- *Alhumaghfirllah:* yang artinya Aku memohon ampunan kepada Allah.

> Subhanallah, Alhamdullah, Wa la ilaha illalah, Allahu Akbar, La Hawla wala quwwata illa billah. Alhumaghfirllah.

Jadi, secara keseluruhan, frasa tersebut adalah rangkaian zikir yang mengandung pujian, pengagungan, pengakuan keesaan Allah, serta permohonan ampunan.

Dzikir tersebut sebaiknya diucapkan terus menerus diulang setiap saat. Tanpa batas.

_Itikaf Ahad, 30 Ramadhan 1446H._

Doa Akhir Ramadhan

 *Doa Rasulullah menjelang akhir Bulan Suci Ramadhan*

*للَّهُمَّ لاَ تَجْعَلْهُ آخِرَ الْعَهْدِ مِنْ صِيَامِنَا إِيَّاهُ، فَإِنْ جَعَلْتَهُ فَاجْعَ  لْنِيْ مَرْحُوْمًا وَ لاَ تَجْعَلْنِيْ مَحْرُوْمًا*

_Ya Allah, janganlah Kau jadikan bulan Ramadhan ini sebagai Bulan Ramadhan terakhir dalam hidupku._

Jika Engkau menjadikannya sebagai Ramadhan terakhirku, maka jadikanlah aku sebagai orang yang Engkau sayangi.

_Ya Rahman, terimalah  seluruh amal ibadahku  di Bulan Ramadhan ini_

_Ya Wasi’al Magfirah, ampunilah seluruh dosa-dosaku, dosa ibu bapakku dan dosa orang-orang yang aku cintai dan sayangi karena Allah._

_Ya Mujiib, kabulkanlah seluruh doa-doaku._

*Taqabalallahu Minna wa Minkum, Shiyamana wa Shiyamakum*

Semoga amalanku dan amalanmu, puasaku dan puasamu diterima-Nya

آمِيّنْ… آمِيّنْ… يَ رَ بَّلْ عَلَمِيّنْ

*Selamat menyelesaikan ibadah puasa dan merayakan Idul Fitri 1 Syawal 1446 H*

Jumat, 28 Maret 2025

Mikir Secukupnya Dzikir Sebanyak-banyaknya

  بـــــــسم اللّـــــــه

 السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

*MIKIR SECUKUPNYA, DZIKIR SEBANYAK-BANYAKNYA* 

Memang sudah bener bahwa Alloh ﷻ memberikan kita solusi lewat berdzikir.

Karena hanya itu yang akhirnya membuat kita kembali tenang karena sadar. Bahwa semua yang terjadi ini ada di bawah kuasa dan kendali Alloh Subhanahu Wa Ta'ala. 

اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَ لَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ 

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Alloh. Ingatlah, hanya dengan mengingat Alloh hati menjadi tenteram."

(QS. Ar-Ra'd: 28)

Karena rumusnya hidup ternyata selalu begitu..

Banyak-banyak mengingat Alloh bikin tenang. Begitu terlalu banyak mengingat makhluk, yang ada jadi makin gelisah.

Mikirin anaknya orang jadi gelisah..

Mikirin tetangga juga bikin emosi..

Mikirin musuh jadi was-was..

Bahkan mikirin keluarga pun terkadang membuat pikiran dan hati kian tertekan.

Begitu kita mengingat Alloh..

Kita diajak kembali untuk mengingat bahwa semua yang berat masih mungkin terlewati. Semua yang mustahil masih mungkin untuk terjadi.

Dan yang pasti.. kita akan kembali ingat, bahwa tidak ada takdir Alloh yang sia-sia. Pasti semua ini ada hikmah dan ada baiknya.

Maka, daripada terus mengisi pikiranmu dengan makhluk, ingatlah Alloh.

Perbanyak bertasbih, bertahmid, dan istighfar. Karena inilah SOP untuk mereka yang ingin dapat kemenangan. 

فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَا سْتَغْفِرْهُ ۗ اِنَّهٗ كَا نَ تَوَّا بًا

"maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima Tobat." (QS. An-Nasr: 3)

Memikirkan mereka yang menjadi tanggungjawabmu itu baik. Tapi jika sudah di luar kemampuan, tak ada salahnya untuk meletakkan itu semua sejenak dan kembali datang bersujud kepada Alloh..

"Ya Rabb, nampaknya hanya sampai di sini kemampuan hamba. Sisanya kuserahkan padaMu. Dan pilihkan jalan keluar terbaik yang Engkau ridhoi."

Bismillah...

Karena yang berat itu bukan rindu..

Melainkan merasa mampu mengatasi segala dan memikirkan segalanya sendirian. 

*Barokallah fiikum*

29 Ramadhan 1446H.

Rabu, 26 Maret 2025

Ampunan Dosa di Bulan Ramadhan

BANYAKNYA PENGAMPUNAN DOSA DI BULAN RAMADHAN

Jika kita mau perhatikan, dapat kita saksikan bahwa amalan pelebur dosa banyak kita temukan di bulan Ramadhan.

Mulai dari amalan puasa. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

”Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu akan diampuni”. (HR. Bukhari No. 38 dan Muslim no. 760)

Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ تُكَفِّرُهَا الصَّلَاةُ وَالصِّيَامُ وَالصَّدَقَةُ وَالْأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْيُ عَنْ الْمُنْكَرِ

“Keluarga, harta, dan anak dapat menjerumuskan seseorang dalam maksiat (fitnah). Namun fitnah itu akan terhapus dengan shalat, shaum, shadaqah, amar ma’ruf (mengajak pada kebaikan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran).” (HR. Bukhari no. 3586 dan Muslim no. 144)[1]

Dapat kita lihat pula pada amalan shalat tarawih. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan (shalat tarawih) karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759).

Pada amalan shalat yang dilakukan pada malam lailatul qadar juga akan mendapatkan pengampunan dosa. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 1901)

Adapun pengampunan dosa pada lailatul qadar adalah apabila seseorang mendapatkan malam tersebut, sedangkan pengampunan dosa pada puasa Ramadhan dan qiyam Ramadhan (shalat tarawih) adalah apabila bulan Ramadhan telah sempurna (29 atau 30 hari). Dengan sempurnanya bulan Ramadhan, seseorang akan mendapatkan pengampunan dosa yang telah lalu dari amalan puasa dan amalan shalat malam yang ia lakukan. (Lathoif Al Ma’arif, 365-366)

Begitu pula pengeluaran zakat fithri di penghujung Ramadhan, itu juga adalah sebab mendapatkan ampunan Allah. Karena zakat fithri akan menutupi kesalahan berupa kata-kata kotor dan sia-sia. Ulama-ulama terdahulu mengatakan bahwa zakat fithri adalah bagaikan sujud sahwi (sujud yang dilakukan ketika lupa, -pen) dalam shalat, yaitu untuk menutupi kekurangan yang ada. (Lathoif Al Ma’arif, 377)

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,

فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ مَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلاَةِ فَهِىَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلاَةِ فَهِىَ صَدَقَةٌ مِنَ الصَّدَقَاتِ.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fithri untuk mensucikan orang yang berpuasa dari bersenda gurau dan kata-kata keji, dan juga untuk memberi makan orang miskin. Barangsiapa yang menunaikannya sebelum shalat maka zakatnya diterima dan barangsiapa yang menunaikannya setelah shalat maka itu hanya dianggap sebagai sedekah biasa.” (HR. Abu Daud no. 1609 dan Ibnu Majah no. 1827. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Qotadah mengatakan, “Siapa saja yang tidak diampuni di bulan Ramadhan, maka sungguh di hari lain ia pun akan sulit diampuni.” (Lathoif Al Ma’arif, 371)

Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, “Tatkala semakin banyak pengampunan dosa di bulan Ramadhan, maka siapa saja yang tidak mendapati pengampunan tersebut, sungguh dia telah terhalangi dari kebaikan yang banyak.” (Idem)

Semoga kita mendapatkan pengampunan dosa di bulan penuh berkah ini.

Disusun di Pesantren Darush Sholihin, 19 Ramadhan 1435 H

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

[1] Kata Ibnu Baththol, hadits ini semakna dengan firman Allah Ta’ala (yang artinya),

إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah fitnah (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. Ath Thagobun: 15) (Lihat Syarh Al Bukhari, Ibnu Baththol, 3: 194)

Sumber: https://muslim.or.id/22143-kajian-ramadhan-37-banyaknya-pengampunan-dosa-di-bulan-ramadhan.html

Copyright © 2025 muslim.or.id

Via HijrahApp

Senin, 24 Maret 2025

Lailatul Qadar

Setiap orang akan bertemu dengan Lailatul Qadar

Namun yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana kondisi kita pada malam tersebut ?

Ada orang di Lailatul Qadar membaca Al quran.

Ada orang di Lailatul Qadar banyak berdoa,

Ada orang di Lailatul Qadar sholat,

Ada orang di Lailatul Qadar bersedekah,

Ada orang di Lailatul Qadar belajar/mengajarkan ilmu agama.

Ada orang di Lailatul Qadar sedang berdzikir,

Ada orang di Lailatul Qadar silaturahim ke kerabat,

Dan mengerjakan amal shalih lainnya...

Maka orang-orang ini termasuk orang yang sangat beruntung.

Dan sebaliknya,....

Ada orang di Lailatul Qadar Main musik

Ada orang di Lailatul Qadar pacaran,

Ada orang di Lailatul Qadar nongkrong,

Ada orang di Lailatul Qadar Ke Mall

Ada orang di Lailatul Qadar ghibah,

Ada orang di Lailatul Qadar judi,

Ada orang di Lailatul Qadar mabuk,

Dan melakukan dosa dan maksiat lainnya...

Maka orang-orang ini adalah termasuk orang yang rugi.

Al-Hafidz Ibnu Abdil Bar rahimahullah mengatakan,

 أنَّها ليلةٌ عَظِيمٌ شأنُها وبَرَكَتُهَا وجَليلٌ قَدْرُهَا ، هي خيرٌ من ألفِ شهرٍ ، تُدرِكُ فيها هذه الأمة ما فَاتَهُم من طولِ أعمال مَن سَلَفَ قبلَهُم من الأُمَم في العمل ، والمَحرُوم من حُرمَ خيرها 

"Sesungguhnya malam tersebut adalah malam yang sangat agung keadaannya dan barokahnya serta mulia kedudukannya. Malam itu lebih baik daripada seribu bulan. Umat ini akan bisa mendapatkan apa yang terlewatkan dari panjangnya berbagai amalan umat-umat terdahulu. Dan orang yang benar-benar merugi adalah yang terhalangi dari kebaikan malam ini." (At Tamhiid 2/214)

Oleh karena itu hendaknya setiap muslim harus berusaha di 10 malam terakhir Ramadhan untuk meninggalkan segala bentuk kemaksiatan yg merugikan dan ia bertekad memaksimalkan ibadah dan mengerjakan amal shalih. Dengan demikian kesempat kita untuk meraih pahala kebaikan dan keutamaan Lailatul Qadar akan semakin besar.

Semoga Allah ﷻ memberikan Taufiq dan Hidayah-Nya kepada kita semua, Dan semoga kita termasuk orang-orang yang dapat meraih keutamaan Lailatul Qadar dalam ketaatan dan mengerjakan amal shalih. Aamiin.

*

✍ Habibie Quotes, 22/04/22

Zakat

  *Reminder zakat:*

💚 *Question and Answer - Tanya Jawab Seputar Zakat Maal atau Zakat Harta*💚

Q&A ke-1

Apakah syarat wajib zakat maal?

1. Islam

2. Merdeka

3. Berakal dan baligh

4. Hartanya memenuhi nisab

Q&A ke-2

Berapa nisab zakat maal untuk harta baik tabungan atau dagangan dan cara menghitungnya?

Untuk harta tabungan pribadi dan harta dagangan sebesar 85gr emas atau setara 136.000.000 (asumsi harga emas Rp1.600.000)

Tabungan= 2,5% x jumlah tabungan

Harta dagangan = 2,5% x (Modal yang diputar + keuntungan + piutang yang dapat dicairkan - hutang - kerugian)

Q&A ke-3

Apakah rumah atau mobil mewah wajib dihitung sebagai harta yang dizakatkan?

Hukum asal rumah mewah dan mobil mewah yang tujuan kepemilikannya untuk dipakai tidak terkena zakat. Namun bila seseorang yang memiliki harta itu bertujuan untuk membisniskannya (jual beli untuk keuntungan) maka wajib dizakati setiap tahun.

Q&A ke-4

Apakah rumah atau properti lainnya yang disewakan wajib dizakati?

Rumah maupun properti lainnya yang disewakan, tidak dizakati nilai fisiknya. Namun yang dizakati adalah hasil sewanya. Dalam keputusan Majma’ Fiqh Islami tentang zakat sewa tanah.

Properti yang disewakan, wajib dizakati nilainya sewanya saja dan bukan nilai fisiknya. (Qarar Majma’ al-Fiqhi al-Islami, muktamat ke-11, Rajab 1409 H).

Q&A ke-5

Bolehkah zakat maal di berikan dalam bentuk selain uang seperti sembako?

Zakat Maal haruslah dalam bentuk asal harta tersebut atau nilainya, yaitu dalam bentuk uang. Tidak boleh dirupakan dalam bentuk barang, makanan, pakaian, atau selainnya. Jika terdapat fakir atau miskin yang memang tidak bermanfaat jika diberi uang, misal karena dia gila, atau mengalami keterbelakangan mental, sehingga jika diberi uang kurang bermanfaat baginya, atau malah menimbulkan mafsadat, maka saat itu boleh diberikan benda yang paling dia butuhkan. 

Q&A ke-6

Dan apa harus di ucapkan kalau ini dana zakat?

Jika kamu menyerahkan zakat kepada orang yang kamu yakini dia berhak menerima, dengan niat zakat, maka ini menjadi zakat yang sah. Kami berharap semoga diterima oleh Allah Ta’ala. Dan anda tidak harus memberi tahukan kepada penerima bahwa itu zakat. (Fatwa Lajnah Daimah, no. 11241)

Sekali lagi, ini berlaku jika penerima adalah orang yang kita yakini sebagai pihak yang berhak menerimanya, seperti fakir, miskin atau lainnya.

Sementra jika ini dititipkan ke lembaga atau yayasan penampung zakat, kita harus memberi tahu. Agar petugas bisa menyalurkannya ke sasaran yang benar.

Q&A ke-7

Siapa saja penerima zakat?

Fakir (Fakir adalah orang yang tidak punya apa-apa atau punya sedikit kecukupan tapi kurang dari setengahnya)

Miskin (orang yang mendapatkan setengah kecukupan atau lebih tapi tidak memadai)

Amil (pengurus zakat)

Muallaf (orang-orang yang dibujuk hatinya)

Riqab (hamba sahaya)

Gharimin (orang-orang yang memiliki hutang di jalan Allah dan tidak sanggup membayarnya)

Fi sabilillah (orang yang berjuang dijalan Allah)

Ibnu sabil (Orang yang dalam perjalanan karena Allah yang tidak memiliki biaya untuk kembali ke tanah airnya)

Q&A ke-8

Bagaimana zakat maal yang dibagikan langsung ke anak-anak SMP dhuafa berupa uang tanpa melalui orang tuanya?

Jika memang anak SMP telah mumayyiz (akil baligh) dan termasuk dalam golongan yang berhak menerima zakat maka dibolehkan.

Q&A ke-9

Apabila kita membayar zakat melalui panti asuhan yatim piatu apakah itu sah secara hukum Islam? 

Pada dasarnya, anak yatim tidak termasuk orang yang berhak menerima zakat. Akan tetapi bila anak yatim itu tidak mampu maka ia berhak menerima zakat. Jadi, yang menjadikan seorang anak yatim bisa menerima zakat bukan karena statusnya sebagai yatim, tapi sebagai orang yang tidak mampu. 

Q&A ke-10

Apakah boleh seseorang menyalurkan zakat untuk kakek kandung, nenek kandung, orang tuanya, istri, anak, atau cucunya?

Tidak boleh bagi seorang muslim mengeluarkan zakat untuk kedua orang tua kandung sampai ke atas (kakek dan nenek kandung) dan juga tidak boleh pula untuk anak-anaknya sampai ke bawah (cucu kandung). Bahkan kewajiban dia adalah memberi nafkah untuk mereka dari hartanya jika mereka butuh dan ia mampu untuk memberi nafkah. (Fatawa Al Mar-ah Al Muslimah, terbitan Darul Haytsam, cetakan pertama, 1423 H, hal. 168)

Pada prinsipnya, zakat tidak boleh disalurkan kepada orang yang biaya hidupnya masih menjadi kewajiban/tanggungan muzaki. 

Q&A ke-11

Apakah boleh memberikan zakat kepada keluarga istri misalnya mertua, kakak ipar, atau adik ipar yang dipandang menjadi golongan penerima zakat?

Memberikan zakat kepada mertua dan saudara ipar dibolehkan.

Dikarenakan mertua atau keluarga istri secara umum, bukan termasuk orang yang wajib dinafkahi oleh seorang suami. Meskipun dianjurkan bagi suami untuk memperhatikan keadaan keluarga istrinya, sebagai bentuk mu’asyarah bil maruf (melakukan interaksi yang baik) kepada istrinya.

Q&A ke-12

Bolehkah seorang istri berzakat kepada suami sendiri yang termasuk golongan mustahik zakat?

Syaikh Abdul Aziz bin Baz menjelaskan, tidak ada masalah bagi wanita yang mengeluarkan zakat perhiasan atau zakat lainnya kepada suami yang fakir atau memiliki utang yang tidak mampu dilunasi. Jika harta cukup nishab maka wajib zakat. Atau tidak berdosa istri memberi zakatnya kepada orang yang bukan menjadi tanggungan nafkahnya termasuk suami. Jadi, diperbolehkan menyalurkan zakat kepada suami dalam keadaan membutuhkan.

Menurut jumhur ulama, suami bukanlah tanggungan istri dalam mencari nafkah, sehingga diperbolehkan berzakat kepada suami yang fakir. 

Q&A ke-13

Apakah boleh zakat disalurkan kepada kakak dan adik kandung sendiri?

Muzakki boleh menyerahkan zakatnya kepada selain yang wajib dinafkahi, maka dari itu penyerahan zakat kepada saudara laki atau perempuan yang kurang mampu dibolehkan. Bahkan menyerahkan zakat ke mereka nilainya lebih utama. Karena di sana ada unsur membangun jalinan silaturahmi. (Dar al-Ifta’ al-Mishriyah, no. 6695).

Q&A ke-14

Bolehkan memberikan zakat kepada paman, bibi, saudara kakek atau nenek atau

keponakan?

Boleh dengan syarat kerabat tersebut bukan termasuk orang yang wajib kita nafkahi. Jika kerabat tersebut termasuk orang yang wajib kita nafkahi, maka tidak boleh menerima zakat dari kita.

Boleh memberikan zakat maal kepada kerabat yang miskin. Bahkan memberikan zakat kepada kerabat, lebih diutamakan daripada memberikannya kepada orang lain.

Sesungguhnya zakat kepada orang miskin nilainya zakat (saja). Sedangkan zakat kepada kerabat, nilainya dua: zakat dan silaturahim.” (HR. Nasai, Dariri, Turmudzi, Ibnu Majah dan dishahihkan al-Albani)

Silahkan di-share kepada kerabat-kerabat karena akan menjadikannya ilmu yang bermanfaat.

(Dirangkumkan dari berbagai sumber)

Jumat, 21 Maret 2025

6 Perkara yang Merusak Amal

*6 PERKARA YANG DAPAT MENGGEROGOTI AMAL-AMAL BAIK*

1. Al istighlal bi’uyubil kholqi (sibuk dengan aib orang lain) sehingga lupa pada aib sendiri. Semut diseberang kelihatan sedang gajah dipelupuk mata tidak kelihatan.

2. Qaswatul qulub ( hati yang keras) kerasnya hati terkadang lebih keras dari batu karang. Sulit menerima nasehat.

3. Hubbud dunya ( cinta mati terhadap dunia) merasa hidupnya hanya di dunia aja maka segala aktifitasnya tertuju pada kenikmatan dunia sehingga lupa akan hari esok di akhirat.

4. Qillatul haya’ (sedikit rasa malunya), jika seseorang telah kehilangan rasa malu maka akan melakukan apa saja tanpa takut dosa.

5. Thulul amal ( panjang angan- angan), merasa hidupnya masih lama di dunia ini sehingga enggan untuk taubat.

6. Dhulmun la yantahi (kezhaliman yang tak pernah berhenti) perbuatan maksiat itu biasanya membuat kecanduan bagi pelakunya jika tidak segera taubat dan berhenti maka sulit untuk meninggalkan kemaksiatan tersebut.

Mudah-mudahan kita semua dijauhkan dari 6 perkara ini sehingga tetap istiqomah dalam ketaqwaan.

Robbana Taqobbal Minna

Ya Alloh terimalah dari kami (amalan kami). Aamiin ya rabbal 'alamiin.

Alhamdulillah... Tetap semangat memasuki puasa ramadhan kedua puluh dua. Selamat pagi semua. Selamat berakhir pekan, semoga sehat, cerah ceria dan bahagia bersama keluarga tercinta. Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin...

_*Ustadz Syukron Ma'mun Al-Fasiry Bms*_

I'Tikaf

*PENJELASAN TENTANG I'TIKAF* 

🅢🅘🅡🅐🅜🅐🅝 - 🅠🅞🅛🅑🅤 - 🅠🅗🅙

 *DEFINISI* 

I'tikaf adalah bertempat di masjid dan menetap di dalamnya untuk beribadah kepada Allah.'

 *HUKUM I'TIKAF* 

Hukum i'tikaf ada dua, yaitu:

 *1. SUNNAH,* yaitu seseorang yang menetapkan dirinya untuk i'tikaf di masjid dalam rangka mencari pahala, seperti I'tikaf di bulan Ramadhan terutama di sepuluh malam terakhir, sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah ﷺ:

عَنْ عَائِشَةَ ، قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ يَعْتَكِفُ فِي كُلِّ رَمَضَانٍ ✾ رواه البخاري

Dari 'Aisyah RA, dia berkata, "Rasulullah ﷺ selalu beri 'tikaf di setiap bulan ramadhan." (HR. Bukhori)

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ يَعْتَكِفُ العَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ ✾ رواه البخاري

Dari Abdullah bin Umar RA dia berkata, "Rasulullah ﷺ sering beri'tikaf pada sepuluh (malam) yang akhir dari bulan ramadhan." (HR. Bukhori)

 *2. WAJIB* yaitu seseorang yang nadzar untuk mewajibkan dirinya i'tikaf di suatu hari, minggu, bulan, atau waktu-waktu tertentu, seperti orang yang berkata, "Jika aku sembuh aku akan i'tikaf di masjid itu." Maka hukum i'tikaf wajib baginya.

عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ نَذَرَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ أَنْ يَعْتَكِفَ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ قَالَ أُرَاهُ قَالَ لَيْلَةً قَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ أَوْفِ بِنَذْرِكَ ✾ رواه البخاري

Dari Ibnu Umar, sesungguhnya 'Umar RA bernadzar di zaman jahiliyah untuk beri 'tikaf di Masjidil Haram, dia (Ubaid) berkata, "Aku menduga dia berkata, "Untuk satu malam". Maka Rasulullah ﷺ bersabda kepadanya, "Tunaikanlah nadzarmu itu." (HR. Bukhori)

 *KEUTAMAAN ITIKAF* 

 *1. Mendapat semua kebaikan* 

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ فِي الْمُعْتَكِفِ هُوَ يَعْكِفُ الذُّنُوبَ وَيُجْرَى لَهُ مِنْ الْحَسَنَاتِ كَعَامِلِ الْحَسَنَاتِ كُلِّهَا ✾ رواه ابن ماجة

Dari Ibnu Abbas, Sesungguhnya Rasulullah ﷺ bersabda mengenai orang yang i'tikaf. "Dia berdiam diri dari dosa-dosa, dan dialirkan baginya kebaikan seperti orang yang melakukan semua kebaikan." (HR. Ibnu Majah)

 *2. Seperti Haji dan Umrah dua kali* 

عَنْ عَلِيِّ بْنِ حُسَيْنٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللّٰهِ ﷺ : مَنِ اعْتَڪَفَ عَشْرًا فِي رَمَضَانَ ڪَانَ كَحَجَّتَيْنِ وَعُمْرَتَيْنِ ✾ رواه البيهقى 

...Barang siapa yg beritikaf di 10 malam bulan Ramadhan maka (mendapat pahala) seperti orang yg dua kali haji dan dua kali umrah. (HR. Al Baihaqi)

 *SYARAT-SYARAT I'TIKAF* 

 *1. Harus dilaksanakan di dalam masjid.* 

وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ ...✾ سورة البقرة ١٨٧ 

Dan kalian beri 'tikaf di dalam masjid. (QS. Al Baqoroh : 187)

 *2. Niat I'tikaf* 

عَنْ عُمَرَ بْنَ الخَطَابِ يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ: إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَةِ، وَإِنَّمَا لِامْرِئٍ مَا نَوَى... ✾ رواه البخاري

Dari Umar bin Khaththab berkata, aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, "Sesungguhnya pengamalan itu tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan." (HR. Bukhori)

 *3. Bagi wanita disyaratkan:* 

 *a) Bersih dari haid dan nifas* 

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَى حَتَّى تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّى تَغْتَسِلُوا... ✾ سورة النساء ٤٣

Artinya : "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat sedangkan kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula menghampiri masjid) sedangkan kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi (jenabat)." (QS. An Nisa: 42)

 *b) Mendapat idzin dari suaminya.* 

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَعْتَكِفُ فِي كُلِّ رَمَضَانٍ وَإِذَا صَلَّى الْغَدَاةَ دَخَلَ مَكَانَهُ الَّذِي اعْتَكَفَ فِيهِ قَالَ فَاسْتَأْذَنَتْهُ عَائِشَةُ أَنْ تَعْتَكِفَ فَأَذِنَ لَهَا فَضَرَبَتْ فِيهِ قُبَّةً ✾ رواه البخاری

Dari 'Aisyah, dia berkata, "Rasulullah ﷺ selalu beri 'tikaf pada bulan ramadhan, apabila selesai dari shalat shubuh beliau masuk ke tempat khusus i'tikaf beliau", dia (Yahya bin Sa'id) berkata, "Kemudian 'Aisyah meminta idzin untuk bisa beri 'tikaf bersama beliau, maka beliau pun mengidzinkannya, lalu 'Aisyah membuat tenda. khusus." (HR. Bukhori)

 *c) Tidak menimbulkan fitnah.* 

عَنْ مَوْلَى ابْنِ أَبِي رُهْمٍ سَمِعَهُ مِنْ أَبِي هُرَيْرَةَ يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ ﷺ اسْتَقْبَلَ أَبُو هُرَيْرَةَ امْرَأَةً مُتَطَيِّبَةً فَقَالَ أَيْنَ تُرِيدِينَ يَا أَمَةَ الْجَبَّارِ فَقَالَتْ الْمَسْجِدَ فَقَالَ وَلَهُ تَطَيَّبْتِ قَالَتْ نَعَمْ قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ إِنَّهُ قَالَ أَيُّمَا امْرَأَةٍ خَرَجَتْ مِنْ بَيْتِهَا مُتَطَيِّبَةً تُرِيدُ الْمَسْجِدَ لَمْ يَقْبَلْ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهَا صَلَاةً حَتَّى تَرْجِعَ فَتَغْتَسِلَ مِنْهُ غُسْلَهَا مِنْ الْجَنَابَةِ ✾ رواه أحمد

Dari pelayan Ibnu Abi Ruhm dia mendengarnya dari Abu Hurairah, dan sanad hadits ini sampai kepada Nabi ﷺ, Abu Hurairah bertemu dengan seorang wanita yang memakai wewangian, lalu dia bertanya, "Hendak kemanakah engkau wahai Amatul Jabbar (hamba Allah)?" dia menjawab, "Hendak ke masjid." Dia berkata, "Dan apakah wewangian itu juga untuk-Nya?" "Ya." Jawab wanita itu. Abu Hurairah berkata, "Sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda, "Wanita mana saja yang keluar dari rumahnya dengan menggunakan wewangian menuju masjid, maka Allah 'Azza wa Jalla tidak akan menerima shalatnya sehingga dia pulang kerumah untuk mandi layaknya mandi dari junub." (HR. Ahmad)

عَنْ الْأَشْعَرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا مِنْ رِيحِهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ ✾ رواه النسائی

Dari al-'Asy'ari ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, "Wanita mana saja yang memakai minyak wangi kemudian melintas pada suatu kaum agar mereka mencium baunya maka dia adalah pezina." (HR. Nasai)

 *HAL-HAL YANG MEMBATALKAN ITIKAF* 

 *1. Jima'* 

... وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُوْنَ فِي الْمَسَاجِدِ تِلْكَ حُدُودُ اللّٰهِ فَلَا تَقْرَبُوْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ ✾ سورة البقرة ١٨٧

Janganlah kamu mencampuri (jima') mereka istri, sedangkan kamu beri'tikaf di dalam masjid. Itulah ketentuan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya, demikianlah Allah menerangkan ayat- ayatnya kepada manusia agar mereka bertaqwa." (QS. Al Baqoroh: 187)

 *2. Keluar dari masjid tanpa udzur syar'i dan tanpa keperluan yang mendesak.* 

عَنْ عُرْوَةَ وَعَمْرَةَ بِنْتِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا زَوْجَ النَّبِيِّ  قَالَتْ وَإِنْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ لَيُدْخِلُ عَلَيَّ رَأْسَهُ وَهُوَ فِي الْمَسْجِدِ فَأُرَجِّلُهُ وَكَانَ لَا يَدْخُلُ الْبَيْتَ إِلَّا لِحَاجَةٍ إِذَا كَانَ مُعْتَكِفًا ✾ رواه البخاري

Dari Urwah dan Amrah binti Abdurrahman, sesungguhnya 'Aisyah isteri Nabi ﷺ berkata, "Sungguh Nabi ﷺ pernah menjulurkan kepala beliau kepadaku ketika sedang berada di masjid, lalu aku menyisir rambut beliau, dan beliau tidaklah masuk kerumah kecuali ketika ada keperluan (buang hajat) apabila beliau sedang beri'tikaf." (HR. Bukhori)

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ السُّنَّةُ عَلَى الْمُعْتَكِفِ أَنْ لَا يَعُودَ مَرِيضًا وَلَا يَشْهَدَ جَنَازَةً وَلَا يَمَسَّ امْرَأَةً وَلَا يُبَاشِرَهَا وَلَا يَخْرُجَ لِحَاجَةٍ إِلَّا لِمَا لَا بُدَّ مِنْهُ ✾ رواه أبو داود

Dari 'Aisyah sesungguhnya dia berkata, "Yang disunnahkan atas orang yang i'tikaf adalah tidak menjenguk orang yang sedang sakit, serta tidak mengiringi jenazah, serta tidak menyentuh wanita, tidak bercumbu dengannya dan tidak keluar untuk suatu keperluan kecuali karena sesuatu yang harus ia lakukan." (HR. Abu Dawud)

 *AMALAN YANG DISUNNAHKAN DALAM I'TIKAF:* 

 *1. Mempersungguh dalam beribadah dan tidak menyia-siakan waktu.* 

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ ﷺ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ ✾ رواه البخاری

Dari 'Aisyah dia berkata, "Rasulullah ﷺ ketika memasuki sepuluh (malam yang akhir pada bulan ramadhan) beliau mengencangkan sarungnya, menghidupkan malamnya dengan beribadah, dan membangunkan keluarganya." (HR. Bukhori)

 *2. Memperbanyak do'a, terutama doa lailatul qodar* 

عَنْ عَائِشَةَ ، أَنَّهَا قَالَتْ : يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَرَأَيْتَ إِنْ وَافَقْتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ مَا أَدْعُو ؟ قَالَ : تَقُولِينَ : اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي ✾ رواه ابن ماجة

Dari Aisyah dia berkata : ya rasulallah bagaimana pendapatmu jika aku menjumpai lailatul Qodar, apa yg harus aku ucapakan ? Maka nabi bersabda: bacalah 

 اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي ✾ رواه ابن ماجة

Yaa Allah sesungguh nya Engkau maha pengampun, Engkau senang pd pengampunan, maka ampunilah saya. (HR. Ibnu Majah)

 *HAL-HAL YANG DIBOLEHKAN DALAM ITIKAF* 

 *1. Keluar dari masjid karena keperluan yang mendesak.* 

عَنْ عائشةَ، أَنَّهَا قَالَتْ: السُّنَّةُ عَلَى الْمُعْتَكِفِ أَنْ لَا يَعُودَ مَرِيْضاً، وَلَا يَشْهَدَ جَنَازَةِ، وَلَا يَمَسٌ امْرَأَةَ، وَلَا يُبَاشِرَهَا، وَلَا يَخْرُجَ لِحَاجَةٍ إِلَّا لِمَا لَا بُدَّ مِنْهُ ✾ رواه أبو داود

Dari 'Aisyah, sesungguhnya dia berkata, "Yang disunnahkan atas orang yang beri'tikaf adalah tidak menjenguk orang yang sedang sakit, tidak mengiringi jenazah, tidak menyentuh wanita dan tidak bercumbu dengannya, dan tidak keluar untuk suatu keperluan kecuali karena sesuatu yang harus dia lakukan." (HR. Abu Dawud)

 *2. Berbincang-bincang dengan isteri, atau saling mendatangi antara suami isteri.* 

عَنْ صَفِيَّةَ بِنْتِ حُيَيٍّ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ مُعْتَكِفًا فَأَتَيْتُهُ أَزُورُهُ لَيْلًا فَحَدَّثْتُهُ ... الحديث ✾ رواه البخاری

Dari Shafiyyah binti Huyay, dia berkata, "ketika Rasulullah ﷺ sedang melaksanakan i'tikaff aku datang menemui beliau di malam hari, lalu aku berbincang-bincang sejenak dengan beliau...  (HR. Bukhori)

 *3. Membawa alas tidur dalam masjid.* 

عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ أَنْهُ كَانَ إِذَا اعْتَكَفَ طُرِحَ لَهُ فِرَاشُهُ، أَوْ يُوضَعُ لَهُ سَرِيرُهُ وَرَاءَ أُسْطُوَانَةِ التوبة ✾ رواه ابن ماجه

Dari Ibnu Umar, dari Nabi ﷺ "Sesungguhnya ketika melakukan i'tikaf kasurnya dibentangkan, atau tempat tidurnya diletakkan di belakang tiang at-taubah." (HR. Ibnu Majah) 

 *4. Wanita yang istihadhah boleh i'tikaf di masjid, dengan syarat tetap menjaga kesucian masjid.* 

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ اعْتَكَفَتْ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ امْرَأَةٌ مِنْ أَزْوَاجِهِ فَكَانَتْ تَرَى الدَّمَ وَالصُّفْرَةَ وَالطَّسْتُ تَحْتَهَا وَهِيَ تُصَلِّي ✾ رواه البخاری

Dari Aisyah RA dia berkata, " Ada seorang dari isteri-isteri beliau yang ikut beri 'tikaf bersama Rasulullah ﷺ dalam keadaan mengalami istihadhah, 'Aisyah melihat ada darah berwarna merah dan kekuningan sedangkan di bawahnya diletakkan baskom sementara dia mengerjakan shalat." (HR. Bukhori)

Mudah2an Alloh paring manfaat dan barokah

Selasa, 11 Maret 2025

Kisah-Kisah Rosulullah Muhammad Saw

*【 KISAH SEDIH RASULULLAH ﷺ – BAB 11 】*

*`"Isra’ Mi’raj: Hadiah di Tengah Kesedihan"`*

*🔘 `Kesedihan yang Mendalam`*

Setelah perjalanan penuh luka di Tha’if, Rasulullah ﷺ kembali ke Makkah dengan hati yang penuh kesedihan. Tahun itu disebut sebagai *‘Aamul Huzn (Tahun Kesedihan)* karena kehilangan dua orang yang paling ia cintai— *Khadijah dan Abu Thalib.*

Di tengah tekanan kaum Quraisy yang semakin kejam, Rasulullah ﷺ sering merenung, menghabiskan malam-malamnya dalam doa panjang.

Hingga suatu malam… terjadi sesuatu yang luar biasa.

*🔘 `Isra’: Perjalanan Malam ke Masjidil Aqsa`*

Di tengah malam, ketika Rasulullah ﷺ berada di rumah Ummu Hani, datanglah Jibril bersama Buraq, makhluk putih bersayap dengan kecepatan luar biasa.

_"Wahai Muhammad, malam ini Allah mengundangmu dalam perjalanan yang agung,"_ kata Jibril.

Dengan penuh ketundukan, Rasulullah ﷺ naik ke atas Buraq. Dalam sekejap, ia dibawa melintasi padang pasir dan kota-kota, hingga tiba di Masjidil Aqsa di Palestina.

Setibanya di sana, beliau melihat para nabi telah berkumpul.

_"Engkau adalah pemimpin mereka, wahai Muhammad,"_ bisik Jibril.

Lalu, Rasulullah ﷺ maju dan menjadi imam dalam shalat yang diikuti oleh para nabi: *Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan lainnya.*

Sungguh, sebuah kehormatan yang luar biasa…

Namun, perjalanan ini belum berakhir.

*🔘 `Mi’raj: Naik ke Langit Bertemu Para Nabi`*

Setelah shalat di *Masjidil Aqsa,* Jibril membawa Rasulullah ﷺ naik ke langit.

* *Langit Pertama⇨* Di sini, Rasulullah ﷺ bertemu dengan Nabi Adam.

_"Selamat datang, wahai anakku yang saleh…"_ kata Adam dengan senyuman bangga.

* *Langit Kedua⇨* Di sini, Rasulullah ﷺ bertemu dengan Nabi Isa dan Yahya.

_"Selamat datang, wahai saudara yang saleh…"_ ucap mereka dengan penuh penghormatan.

* *Langit Ketiga⇨* Rasulullah ﷺ bertemu dengan Nabi Yusuf, yang wajahnya bersinar seperti bulan purnama.

* *Langit Keempat⇨* Di sini, Rasulullah ﷺ bertemu dengan Nabi Idris.

* *Langit Kelima⇨* Rasulullah ﷺ bertemu dengan Nabi Harun, yang memiliki pengikut sangat banyak.

* *Langit Keenam ⇨* Di langit ini, beliau bertemu dengan Nabi Musa. Saat Rasulullah ﷺ hendak naik ke langit berikutnya, Musa menangis.

_"Mengapa engkau menangis, wahai Musa?"_ tanya Rasulullah ﷺ.

_"Aku menangis karena umatmu akan lebih banyak yang masuk surga dibanding umatku…"_ jawab Musa dengan penuh haru.

* *Langit Ketujuh ⇨* Di langit tertinggi, Rasulullah ﷺ bertemu dengan Nabi Ibrahim, yang bersandar di Baitul Ma’mur, tempat ibadah para malaikat.

_"Wahai Muhammad, sampaikan kepada umatmu agar tanah surga mereka ditanami dengan dzikir: Subhanallah, Alhamdulillah, Laa ilaaha illallah, dan Allahu Akbar,"_ pesan Ibrahim.

*🔘 `Sidratul Muntaha dan Perintah Shalat`*

Setelah bertemu para nabi, Rasulullah ﷺ dibawa ke Sidratul Muntaha, tempat paling tinggi di alam semesta, yang bahkan malaikat pun tidak bisa melewatinya.

Di sinilah Rasulullah ﷺ menerima perintah langsung dari Allah:

_"Wahai Muhammad, Aku wajibkan shalat 50 kali sehari bagi umatmu."_

Dalam perjalanan kembali, Rasulullah ﷺ bertemu dengan *Nabi Musa,* yang menyarankan agar jumlah shalat dikurangi karena umat Islam tidak akan mampu.

Rasulullah ﷺ kembali menghadap Allah beberapa kali, hingga akhirnya jumlahnya dikurangi menjadi 5 kali sehari.

_"Wahai Muhammad, ini tetap 50 kali dalam pahala, tetapi Aku ringankan menjadi 5 kali sehari,"_ firman Allah.

*🔘 `Kembali ke Makkah`*

Setelah perjalanan luar biasa ini, Rasulullah ﷺ kembali ke Makkah sebelum fajar menyingsing.

Saat pagi tiba, beliau menceritakan pengalaman ini kepada orang-orang Quraisy.

Namun, mereka malah menertawakannya.

_"Mana mungkin seseorang bisa pergi ke Palestina dan naik ke langit dalam semalam?"_ ejek mereka.

Bahkan ada beberapa orang yang hampir murtad karena merasa tidak masuk akal.

Namun, Abu Bakar dengan tegas berkata:

_"Jika Muhammad yang mengatakannya, maka aku percaya. Karena ia tidak pernah berdusta!"_

Sejak hari itu, Abu Bakar mendapat *gelar As-Siddiq,* yaitu orang yang membenarkan kebenaran Rasulullah ﷺ.

*🔘 `Hikmah Perjalanan Isra’ Mi’raj`*

Peristiwa ini bukan sekadar perjalanan biasa. Ini adalah hadiah dari Allah untuk menguatkan hati Rasulullah ﷺ setelah mengalami berbagai kesedihan.

Dari sinilah, shalat menjadi tiang agama, hadiah yang sangat berharga bagi umat Islam.

Namun, perjuangan Rasulullah ﷺ belum berakhir. Setelah peristiwa ini, Allah membuka jalan baru baginya…

*_➡ Bab Selanjutnya: Bagaimana Rasulullah ﷺ mulai mencari perlindungan di luar Makkah? Bagaimana akhirnya Allah mengantarkan beliau ke Madinah?_*

*📚 Sumber Rujukan:*

1. Ibnu Hisyam, As-Sirah an-Nabawiyah

2. Ibnu Sa’d, At-Thabaqat al-Kubra

3. Ibnu Katsir, Al-Bidayah wan Nihayah

4. HR. Muslim

*[ Kisah Kisah Seputar Islam ]*

Jumat, 07 Maret 2025

Puasa Ular atau Puasa Ulat ?

🌹 Renungan di akhir malam 🌹

YANG MANAKAH PUASA ANDA ?

*PUASA ULAR ATAU PUASA ULAT*


_Sahabat shalehku_

Di alam ini  Allah memberi pelajaran kepada kita tentang puasa dua makhluk yang berbeda. 

*Puasa Ular :*

Agar ular mampu menjaga kelangsungan hidupnya, salah satu cara yang harus dilakukannya adalah ia harus mengganti kulitnya secara berkala.

Dan untuk mengganti kulit tersebut sang ular tidak serta merta bisa langsung menanggalkan kulit lamanya begitu saja. Tetapi ia harus Berpuasa dalam kurun waktu tertentu terlebih dahulu, Setelah Puasanya Selesai maka barulah kulit luarnya terlepas dan muncul kulit yang baru.

Namun meskipun sang ular sering berpuasa dan mengganti kulitnya, anehnya ia tetap seperti ular semula, tidak ada perubahan, baik tabiat dan kebiasaannya.

Sebuah Ibroh dari Puasanya Ular :

1. Wajah ular sebelum dan sesudah puasa tetap Sama.

2. Nama ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama yakni Ular.

3. Makanan ular sebelum dan sesudah puasa tetap Sama.

4. Cara Bergerak sebelum dan sesudah puasa tetap Sama.

5. Tabiat dan Sifat sebelum dan sesudah puasa tetap Sama.

*Puasa Ulat :*

Ulat termasuk hewan yang rakus, Karena hampir sepanjang waktunya di habiskan untuk makan. Tapi begitu sudah bosan menjadi ulat, ia akan melakukan perubahan dengan cara berpuasa untuk menjadi kupu-kupu, Dan puasa yang ia kerjakan benar-benar sangat berkualitas, mulai dari mengasingkan diri, menjauhkan dari tempat makanan, membungkus badannya dengan kepompong, sehingga ia benar-benar berpuasa bukan sekedar menahan lapar dan haus saja tetapi mulut, mata dan anggota tubuh lainnya juga berpuasa dan berusaha menghindari segala bentuk hawa nafsu yang dapat mengganggu puasanya.

Dan setelah berminggu-minggu berpuasa, maka keluarlah dari kepompong seekor makhluk baru yang sangat indah bernama Kupu-Kupu.

Kini sang ulat setelah berpuasa dan mengganti kulitnya, Ia juga mengalami perubahan metamorfosa pada tabiat dan kebiasa'annya.

Sebuah Ibroh dari Puasanya Ulat :

1. Wajah ulat sesudah puasa berubah Indah Mempesona.

2. Nama ulat sesudah puasa berubah menjadi Kupu-Kupu.

3. Makanan ulat sesudah puasa berubah dari dedaunan Mengisap sari bunga

4. Cara Bergerak ketika masih jadi ulat menjalar, setelah puasa berubah Terbang di angkasa.

5. Tabiat dan Sifat berubah total. Ketika masih jadi ulat menjadi perusak alam pemakan daun. Begitu menjadi kupu-kupu menghidupkan dan membantu kelangsungan kehidupan tumbuhan dengan cara membantu Penyerbukan Bunga.

MORAL STORY :

Demikianlah sesungguhnya hakikat dari puasa kita harus bisa berubah menjadi lebih baik, bukan tetap pada sifat dan kebiasaan lama yang sama, Sebab puasa bukanlah hanya sekedar menahan lapar dan haus saja, namun kita juga harus menahan dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik, sehingga kedepan kita bisa menjadi lebih baik lagi dari pada hari ini.

Puasa adalah sarana pendidikan untuk melatih diri agar kita bisa bersabar dan mampu meninggalkan hal-hal yang tidak baik,

Dengan puasa menjadikan pribadi lebih bertaqwa, lebih semangat melakukan amal shalih, dan mampu mengendalikan diri dari segala bentuk hawa nafsu yang mendatangkan dosa. 

Semoga bermanfaat

Barakallahu fiikum

Yuk berdoa :

*"Ya Allah, karuniakanlah aku cinta kepadaMu cinta kepada orang-orang yang mencintaiMu dan cinta kepada amal-amal yang mendekatkan aku kepada cintaMu"* 

*Salam bahagia*

*Taman para pencintaNya. 🌹🙏*

Senin, 03 Maret 2025

Manajemen Hati / Qolbu

  _*Kadang kita perlu merendah.. di depan orang yang tinggi hati.. Kadang juga kita perlu mengalah.. di depan orang yang arogan.. Ada saatnya kita harus mengalah.. Demi menjaga kebaikan dan kedamaian.. Semua itu kita lakukan.. hanya untuk menjaga hati kita.. untuk selalu berbuat baik..*_

_*Teruslah melangkah.. selama kita masih berada di jalan yang benar.. Meski kadang kebaikan kita.. tidak selalu dihargai.. namun yakinlah kebaikan itu tak akan pernah tertukar.. Tetaplah berbuat baik.. karena di dalam kebaikan.. selalu ada keajaiban... Selamat menjalankan ibadah puasa sahabat terbaikku.. Semoga selalu sehat dan penuh berkah 🤲🤲😘🕋🕋🌹*_

Sholat tapi Pikiran Melayang ke Mana-mana

  *Sholat, Tapi Pikiran Melayang ke mana - mana*

Pada suatu hari, di dalam majelis Rasulullah ﷺ, seorang sahabat duduk dengan wajah penuh kegelisahan. Matanya menunduk, jemarinya saling menggenggam, seolah ada sesuatu yang berat di hatinya. Ia menghela napas, lalu dengan suara lirih, ia berkata,

_"Wahai Rasulullah, aku ingin bertanya… tetapi aku khawatir, mungkin pertanyaanku ini akan membuatku semakin malu di hadapan Allah."_

Rasulullah ﷺ tersenyum lembut, tatapan beliau penuh kasih sayang.

 _"Katakanlah, wahai saudaraku. Tidak ada pertanyaan yang membuat seseorang hina jika ia bertanya untuk mencari kebaikan."_

Sahabat itu mengangkat wajahnya perlahan, matanya mulai berkaca-kaca.

 _"Wahai Rasulullah, aku merasa shalatku sering tidak khusyuk. Kadang aku mengingat urusan dunia, kadang pikiranku melayang entah ke mana. Aku takut shalatku tidak diterima oleh Allah… apakah dengan shalat seperti itu, aku tetap mendapatkan pahala?"_

Sekejap, suasana menjadi hening. Para sahabat yang lain menunduk, merasakan kegundahan yang sama. Mereka tahu betapa beratnya pertanyaan itu.

Namun, yang terjadi setelahnya benar-benar tak terduga. Rasulullah ﷺ tidak segera menjawab. Beliau menatap sahabat itu dalam-dalam, lalu air mata mulai membasahi pipi beliau. Para sahabat terkejut—mereka jarang melihat Rasulullah menangis dalam keadaan seperti ini.

Dengan suara bergetar, Rasulullah ﷺ berkata, 

_"Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh setan tidak akan pernah berhenti berusaha mencuri bagian dari shalat seorang hamba, hingga ia teralihkan. Tetapi ketahuilah… Allah tetap melihat usahamu."_

Beliau menarik napas dalam, lalu melanjutkan, 

_"Wahai saudaraku, jika engkau meninggalkan shalat hanya karena takut tidak khusyuk, maka setan akan menang. Tetapi jika engkau tetap berusaha shalat meski dengan kehadiran pikiran yang mengganggu, ketahuilah… setiap kali engkau berusaha kembali kepada Allah dalam shalatmu, saat itulah Allah menyambutmu."_

Air mata sahabat itu jatuh. Ia menangis, begitu pula para sahabat lainnya.

Kemudian Rasulullah ﷺ berkata dengan penuh kelembutan,

 _"Bayangkan seorang ibu yang melihat anaknya berjalan ke arahnya, tetapi anak itu sering jatuh dan tersandung. Apakah sang ibu akan marah? Tidak! Ia justru akan berlari menghampirinya, mengangkatnya, dan mendekapnya erat. Itulah Allah… Ia lebih penyayang dari seorang ibu kepada anaknya. Selama engkau terus kembali, Allah akan selalu menerimamu."_

Sahabat itu menangis terisak. Begitu pun para sahabat lainnya. Betapa Maha Pengasihnya Allah, betapa luas rahmat-Nya.

Dari hari itu, sahabat itu tidak lagi putus asa dalam shalatnya. Ia tetap berusaha, dan setiap kali pikirannya melayang, ia mengingat kata-kata Rasulullah ﷺ:

_*"Setiap kali engkau berusaha kembali, saat itulah Allah menyambutmu."*_

*Selamat menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan 1446 H

*Mohon maaf lahir dan bathin. Semoga kita  selalu dalam Lindungan dan Ridho Allaah SWT.*

*Aamiin Ya Robbal Aalaamiin...* 🤲🤲🤲