Bismilahirohmanirohim
♥️Wasilah 1538
*TEMAN YANG BAIK*
📌Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda :
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلْ
📌“Seseorang itu (biasanya) mengikuti agama teman dekatnya, maka hendaklah setiap orang melihat siapa yang ia jadikan teman” [HR Ahmad]
📌Sahabat atau teman yang baik bahkan terkadang diistilahkan sebagai saudara, ia akan tetap dekat denganmu meskipun di saat banyak teman lain menjauh di saat kau jatuh. M Khalaf At-Taymi berkata :
وَلَيْسَ أَخِي مَنْ وَدَّنِي بِلِسَانِهِ :: وَلَكِنْ أَخِي مَنْ وَدَّنِي فِي النَّوَائِبِ
📌Bukanlah saudaraku, orang yang mengasihi hanya dengan lisannya akan tetapi saudaraku adalah orang yang mengasihiku ketika musibah melanda. [Al-Uzlah lil Khatthabi]
👉🏻Keliru jika engkau menyangka bahwa sahabat atau teman sejati itu adalah orang yang senantiasa cocok dengan pendapatmu dan terus memujimu,
📌ketahuilah teman sejati adalah orang yang jujur padamu,
📌jika kamu benar ia akan mendukungmu namun jika kamu salah maka ia akan menyalahkanmu, menegurmu dan meluruskanmu.
📌Sebagaimana dikatakan :
صَدِيْقُكَ مَنْ صَدَقَكَ لَا مَنْ صَدَّقَكَ
👉🏻Temanmu adalah orang yang meluruskanmu, bukan orang yang selalu membenarkanmu.
📌Teman dalam bahasa arab disebut dengan “shadiq” yang berasal dari kata “shidq” yang berarti jujur, bisa dipercaya, baik dan sungguh-sungguh.
📌Kiranya demikianlah adanya, bukankah pertemanan itu akan langgeng bila sang “shadiq” (teman) itu berlaku “shidq” yaitu jujur, bisa dipercaya, baik dan sungguh-sungguh.
📌Jadi janganlah keliru, jika salah seorang dari temanmu menergurmu itu bukan berarti ia membencimu,
📌justru sebaliknya kau harus berterima kasih kepadanya karena sesungguhnya dialah teman sejatimu yang sedang menunaikan tugasnya.
📌Amirul Mukminin, Umar bin Khattab RA berkata :
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي جَعَلَ فِيْكُمْ أَصْحَابَ مُحَمَّدٍ مَنِ الَّذِي إِذَا رَأَى مِنِّي أَمْرًا يُنْكِرُهُ قَوَّمَنِي
📌Segala puji bagi Allah yang menjadikan di antara kalian khususnya para sahabat Nabi;
📌orang yang tatkala melihat perkara yang diingkarinya dariku maka ia meluruskanku (menegurku). [Mushannaf Ibnu Abi Syaibah]
📌Bukanlah teman yang baik, mereka yang tidak mau menegur kita secara pribadi malahan membicarakan kesalahan kita di hadapan orang lain.
📌Penyair berkata :
لَيْسَ الْكَرِيْمُ الَّذِي إِنْ زَلَّ صَاحِبُهُ :: أَفْشَى وَقَالَ عَلَيْهِ كُلَّ مَا كَتَمَا
📌Bukanlah orang yang mulia, orang yang tatkala temannya berbuat salah maka ia menyebarkan kesalahnnya dan membuka aib yang disimpannya. [Kasyful Khafa’]
📌Maka dalam perihal “shidq” yaitu jujur, bisa dipercaya, baik dan sungguh-sungguh haruslah sama-sama ada di antara seseorang dan temannya.
📌Jadi kitapun harus berprilaku baik seperti dia, jangan hanya menuntut kebaikan dari teman kita.
📌Dalam hadits lain disebutkan :
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ، وَلَا خَيْرَ فِي صُحْبَةِ مَنْ لَا يَرَى لَكَ مِنَ الْحَقِّ مِثْلَ الَّذِي تَرَى لَهُ
📌Seseorang itu (biasanya) mengikuti agama teman dekatnya, Tidak ada kebaikan dalam berteman dengan seseorang yang tidak melihat (adanya) kebenaran pada dirimu sebagaimana engkau melihat (adanya) kebenaran pada dirinya. [Musnad As-Syihab Al-Qadla’i]
👉🏻Maka tidak dipungkiri betapa teman itu akan mempengaruhi hidup kita bahkan agama kita sehingga kita harus berhati-hati dalam memilih teman.
📌Abdullah Ibnu Mas’ud berkata :
وَلَا عَلَيْكَ أَنْ لَا تَصْحَبَ أَحَدًا إِلَّا مَنْ أَعَانَكَ عَلَى ذِكْرِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
▶️Janganlah berteman kecuali orang yang dapat membantumu untuk mengingat Allah Azza Wa Jalla [Syuabul Iman]
📌Dan Seorang penyair, ‘Ady bin Zaid berkata :
عَنِ الْمَرْءِ لاَ تَسْأَلْ وَسَلْ عَنْ قَرِيْنِهِ :: فَكُلُّ قَرِيْنٍ بِالْمُقَارِنِ يَقتَدِيْ
إذَا كُنْت فِي قَوْمٍ فَصَاحِبْ خِيَارَهُمْ :: وَلاَ تَصْحَبْ اْلأَرْدَى فَتَرْدَى مَعَ الرَّدِي
📌Jangan tanyakan identitas kepada orangnya, akan tetapi tanyakanlah siapa teman karibnya; sebab seseorang itu akan mengikuti (perilaku) temannya.
📌Jika engkau berada di tengah-tengah suatu kaum, maka bertemanlah dengan orang-orang terbaik di antara mereka;
📌 dan janganlah berteman dengan yang paling buruk, sehingga engkau akan jatuh bersama mereka [Adabud Dunya wad Din]
👉🏻Jika engkau sudah punya teman yang baik maka jagalah pertemanan tersebut.
📌Sayyidina Umar RA berkata :
مَا أُعْطِيَ عَبْدٌ بَعْدَ الْإِسْلَامِ خَيْراً مِنْ أَخٍ صَالِحٍ إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ وُدّاً مِنْ أَخِيْهِ فَلْيَتَمَسَّكْ بِهِ، فَقَلَّمَا تُصِيْبُ ذَلِكَ
👉🏻“Tidaklah seseorang diberikan kenikmatan setelah Islam, yang lebih baik daripada kenikmatan memiliki saudara (teman) yang shalih (baik).
👉🏻Apabila engkau mendapati pertemanan sejati dari sahabatnya maka pegang lah erat-erat karena karena itu sedikit sekali ditemukan.” [Qutul Qulub]
▶️Ternyata teman yang baik itu tidak hanya dapat memberikan pertolongan di dunia, bahkan ia akan memberikan pertolongan di akhirat kelak.
📌Sayyidina Ali KW berkata :
عَلَيْكُمْ بِالْإِخْوَانِ فَإِنَّهُمْ عُدَّةُ الدُّنْيَا وَعُدَّةُ الْآخِرَةِ؛ أَلَا تَسْمَعُ إِلَى قَوْلِ أَهْلِ النَّارِ : فَمَا لَنَا مِنْ شَافِعِينَ وَلاَ صَدِيقٍ حَمِيمٍ
👉🏻Peganglah erat-erat teman-teman kalian sebab mereka itu menjadil “bekal” baik di dunia maupun di akhirat.
📌Tidakkah engkau mendengar ucapan ahli neraka “Maka kami tidak mempunyai pemberi syafaat seorang pun, dan tidak pula mempunyai teman yang akrab (yang dapat memberi pertolongan). [QS As-Syu’ara : 100-101] [Tafsir Qurthubi]
📌Dalam hadits yang panjang, Rasul SAW bersabda :
👉🏻“...tidaklah salah seorang dari kalian lebih gigih memohon kepada Allah di dalam menuntut hak pada hari kiamat melebihi orang-orang mukmin yang memintakan pertolongan untuk teman-temannya yang berada di dalam neraka,
▶️mereka berseru ;
رَبَّنَا كَانُوا يَصُومُونَ مَعَنَا وَيُصَلُّونَ وَيَحُجُّونَ
▶️wahai rabb kami, mereka selalu berpuasa bersama kami, salat bersama kami, dan berhaji bersama kami.”
📌Maka dikatakan kepada mereka;
أَخْرِجُوا مَنْ عَرَفْتُمْ
▶️“keluarkanlah (dari neraka) orang-orang yang kalian kenal.”
📌Maka ahli neraka itu sulit dikenali karena lama terpanggang di neraka, kemudian mereka mengeluarkan begitu banyak orang yang telah di bakar neraka sampai pada pertengahan betisnya dan sampai kedua lututnya.
📌Kemudian mereka berkata;
رَبَّنَا مَا بَقِيَ فِيهَا أَحَدٌ مِمَّنْ أَمَرْتَنَا بِهِ
▶️“wahai rabb kami tidak tersisa lagi seseorang pun yang telah engkau perintahkan kepada kami.” [HR Muslim]
📌Wallahu A'lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati kita untuk terus menjaga hubungan dengan teman-teman yang baik yang bisa memberi pertolongan dunia dan akhirat.
Dr. H. Fathul Bari, S.S.,M.Ag